Pukul lima sore lebih tiga puluh menit ketika mobilku meluncur meninggalkan kantor sore itu. Seperti biasa, jalan didepan kantor macet, parah, apalagi ada perbaikan jalan. Berbekal satu botol lemon tea, keripik kentang dan sebatang coklat yang baru aku beli di basement kantor buat buka puasa di jalan, aku pasrah saja dengan kondisi lalu lintas, mau gimana lagi ? Sore itu memang pulang agak telat, ada meeting yang molor. Meskipun aku sdh gak bisa konsentrasi, tapi aku gak bisa cabut begitu saja. Namun akhirnya temen expat-ku ngerti juga, meeting harus diakhiri meski urusan belum selesai juga, utk menghormati kita kita yang berpuasa katanya (selain gak ada guna dilanjutkan, sdh gak bisa mikir bathinku….)
Adzan maghrib berkumandang tepat ketika mobilku melintas di depan pom bensin Pertamina TB Simatupang, sekitar dua ratus meter dari kantorku. Nikmat sekali segarnya lemon tea menggelontor kerongkongan keringku…beberapa potong coklat dan keripik kentang juga serasa makanan hotel bintang lima…hhmmm
Lalu lintas masih macet, para pengendara sepeda motor menghentikan kendaraannya di pinggir jalan, menyerbu Convenience store yang ada di pom bensin, juga menyerbu beberapa pedagang kakilima di pinggir jalan…. Tampang tampang kucel pengendara motor itu tampak sedikit lega, seperti menemukan oasis, meski hanya berbuka dengan air putih dan biscuit atau permen seadanya. Kasihan juga melihat tampang tampang lusuh di balik helm yang biasanya bikin jengkel karena ulahnya yang tak tahu aturan berkendara, kini mereka rehat sejenak utk berbuka. Mengurut tepian jalan, mataku tertumbuk pada satu keluarga, sepasang suami istri dengan seorang anak yang memarkir sepeda motornya dan turut berbuka di halte bis di pinggir jalan itu. Dengan bekal buka puasa yang dikeluarkan dari tas sang istri, kelihatan nikmat sekali keluarga itu berbuka. Melihat ketiganya berbuka puasa bersama, meski sangat bersahaja, aku iri….namun aku tersenyum ikut senang melihat pemandangan yang buatku begitu indah itu….
Perlahan mobilku merayap mengikuti pergerakan kemacetan, mendekati perempatan lampu merah Cilandak, sang biang kerok kemacetan abadi di kawasan itu. Tiba tiba mataku tertumbuk pada kericuhan di sisi kananku... ada beberapa pria sedang bertengkar dan beradu fisik di tengah jalan, ada bebarapa pria lain dan seorang wanita yang mencoba melerai... Sepertinya terjadi sedikit kecelakaan, tepatnya senggolan antar mobil, yang menyebabkan kericuhan kecil tadi. Berantem...hhhww...emangnya persoalan jadi selesai ? Sore hari pulang kantor di bulan Ramadhan memang kesabaran kita diuji betul di jalanan yang super macet. Semua orang berlomba lomba untuk cepat sampai di rumah, berbuka bersama keluarga. Jika kita hilang kesabaran, alih alih berkumpul bersama keluarga, yang ada kita jadi berurusan utk hal yang paling kita hindari, plus bonus mobil jadi lecet….
Terperangkap di dalam kemacetan membuat kita jadi memperhatikan hal hal sepele yang ada di sekitar. Kadang hal hal yang sepele tadi mengingatkan kita akan sesuatu atau memberikan suatu pelajaran buat kita. Satu yang aku percaya, semua yang terjadi bukanlah suatu kebetulan, dan semua ada maknanya…….
Bulan sabit kecil menyembul di langit sebelah Barat, indah sekali, ketika aku memarkir mobilku di carport rumah. Saat itu, tepat adzan shalat Isya berkumandang…sebotol lemon tea, satu batang coklat, dan sebungkus keripik kentang, semua tinggal botol dan bungkusnya saja….
Jakarta, 3 Ramadhan 1432H